Perempuan India Dobrak Norma Sosial Lewat Penerbangan Drone Pertanian
Tekno & SainsNewsHot
Redaktur: Citra Sandy Anastasia

FOTO: OPERATOR DRONE WANITA (DOC. REUTERS)

Jakarta, tvrijakartanews - Bagi banyak wanita seperti Rupinder Kaur yang tinggal di pedalaman pedesaan India, meninggalkan rumah sehari saja merupakan hal yang besar. Namun kini penduduk negara bagian Punjab di India utara meninggalkan rumah dan desanya beberapa kali seminggu untuk mengemudikan pesawat nirawak pertanian guna membantu petani menyemprot pestisida dan pupuk pada tanaman mereka.

Melansir reuters, sekitar satu tahun yang lalu, Kaur mendapat kabar dari kelompok swadaya perempuan setempat tentang sebuah program yang diluncurkan oleh pemerintah India yang membantu melatih perempuan pedesaan sebagai pilot drone pertanian berlisensi penuh, atau drone didi (bahasa Hindi). Ia mendaftar dengan antusias, dan sejak itu telah menerbangkan drone berukuran industri dengan berat 25 kg hingga 35 kg (55 hingga 77 lbs) di lahan pertanian.

Bagi Kaur, pekerjaan itu tidak hanya membebaskannya dari dapur, tetapi juga membantu keluarganya memperoleh penghasilan tambahan.

"Ini bahkan bukan pekerjaan yang mudah bagi orang kebanyakan, terutama bagi wanita yang terbiasa tinggal di rumah, dan bahkan keluar rumah dianggap sebagai hal yang besar, baik diizinkan atau tidak," kata Kaur, sambil menunjukkan bagaimana ia menggunakan pesawat nirawak untuk memupuk ladang dengan pesawat nirawak yang disewa pemerintah.

Drone pertanian juga semakin diminati oleh para petani seperti Sanjeev Kumar, yang menganggap praktik berteknologi tinggi ini lebih berkelanjutan dan lebih murah daripada metode tradisional dengan mempekerjakan buruh untuk melakukan pekerjaan yang sama. Selain itu, metode ini juga lebih aman, dan menurut para ahli, membutuhkan lebih sedikit air dan sumber daya.

“Pesawat nirawak ini menghemat banyak waktu kami. Kami tidak perlu berkeliling mencari air. Kondisi di desa kami adalah kami tidak memiliki pasokan listrik yang baik, jadi kami harus mengambil air dan menyimpannya. Kedua, kami juga tidak dapat dengan mudah merekrut buruh. Ketiga, pesawat nirawak ini menyelamatkan kami dari bahaya ular dan kalajengking,” kata Kumar.

Rata-rata, Kaur dapat menerbangkan dronenya untuk bekerja di lahan seluas paling banyak 10 hektar per hari, yang darinya ia dapat memperoleh penghasilan sebesar 4.500 rupee ($52) per pekerjaan.

Program ini, yang secara resmi dijuluki “Namo Drone Didi,” berjanji untuk menyediakan 15.000 kelompok swadaya perempuan terpilih, atau perantara keuangan bagi perempuan, di seluruh India dengan drone berkelas industri dalam upaya untuk memberdayakan perempuan.